Minggu, 16 November 2008

Ketemu, RICUH



RICUH: Cabup H Dirwan Mahmud, SH (Baju putih) dan Cawabup H Hartawan, SH (baju batik) saat memaparkan visi dan misi pada seminar Pilkada mencari pemimpin ideal yang selenggarakan PMII BS. Sayang, kegiatan sedikit tercoreng.

Seminar Pilkada, Ricuh
//Cawabup Hartawan Naik Pitam
KOTA MANNA – Seminar yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bengkulu Selatan (BS), tercoreng. Cawabup H Hartawan, SH naik pitam bahkan sempat berupaya merebut mikrophone dari tangan Cawabup DR drh Rohidin Mersyah, MMA. Untunglah kericuhan tidak berlangsung lama, mengingat panitia segera melerai keduanya.
Keributan terjadi sekitar satu jam setelah seminar Pilkada dan kesejahteraan rakyat yang diselenggarakan PMII BS dengan tema “Mencari Pemimpin Ideal Menyosong Pilkada Putaran Dua BS 2008” yang diselenggarakan di salah satu penginapan di Bumi Sekundang. “Berhenti bicara! Jangan membawa-bawa nama orang (Dirwan) yang tidak ada sangkut pautnya dengan pembicaraan ini,” tegas Cawabup Hartawan. Bersamaan, Hartawan mendekat Cawabup Rohidin dan berupaya merebut mikrophone. Aksi ini, sempat membuat sejumlah audiens terperanjat. Terutama sejumlah mahasiswi, sempat berteriak melihat kericuhan tersebut. Melihat kondisi yang sudah memanas, sejumlah panitia langsung melerai dan menenangkan keduanya.
Apa yang memicu kericuhan tersebut? Sabtu kemarin, PMII BS menggelar seminar dengan ketentuan para kandidat yakni Pasangan H Dirwan Mahmud, SH/H Hartawan, SH dan pasangan H Reskan Effendi, SE/DR drh Rohidin Mersyah, MMA harus datang sendiri menyampaikan visi dan misi mengikuti Pilkada BS tanpa boleh diwakilkan. Seminar, dilangsungkan pukul 10.00 WIB sebelum PMII BS menggelar konferensi cabang menyongsong kepengurusan baru.
Seminar, antara lain dihadiri perwakilan mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Quraniyah (STIT-Q) yang terdiri dari berbagai organisasi mahasiswa dan Akademi Kebidanan (Akbid) Manna serta masyarakat umum. Dari pasangan yang diundang, satu-satunya yang tidak datang adalah H Reskan Effendi, SE alias Pak Bowo karena tengah melayat ke rumah kerabat dekatnya.
Mulanya, masing-masing pasangan diperkenankan menyampaikan visi dan misi. Saat giliran, Dirwan menjelaskan bahwa keinginannya untuk mencalon sebagai kepala daerah karena ingin berbuat lebih baik. “Pengalaman selama 10 tahun menjadi anggota legislatif, membuka mata saya. Legislatif, sering ditinggalkan dalam pembangunan,” ujar Dirwan. Tak lama setelah menyampaikan paparannya, Dirwan berpamitan dengan sekitar 100-an undangan. Sesi pemaparan visi dan misi, dipandu Anton Yudianto selaku moderator.
Ricuh, terjadi saat memasuki sesi kedua, yakni dialog yang dipandu Haryantoman Hayadi. Tepatnya ketika Cawabup Rohidin menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa tentang fungsi/peran eksekutif maupun legislatif saat ini. Ketika itu, Rohidin menjelaskan bahwa legislatif dan eksekutif sudah lebih baik. “Kalau dahulu, hanya menjadi corong pemerintah tapi kalau sekarang tidak lagi,” ujar Rohidin. Buktinya, tanpa persetujuan DPRD maka APBD tidak bisa disahkan. Dalam penjelasannya, Rohidin juga membantah apa yang disampaikan Dirwan sebelumnya. Inilah yang memicu emosi Hartawan, bahkan dia sempat mengarahkan telunjuknya ke Rohidin dan berupaya merebut mikrophone.
Terkait kericuhan tersebut, Haryantoman Hayadi memastikan panitia sangat menyayangkannya. Sebab seminar diselenggarakan dengan maksud menghadirkan pencerahan bagi masyarakat khususnya pemuda selaku generasi bangsa. “Kita ingin menghadirkan gambaran konkrit tentang pemimpin masa depan. Apalagi pertemuan ini merupakan kali pertama yang diselenggarakan pemuda,” tegas Haryantoman.

//Bermaafan
Untunglah, situasi seminar yang sempat memanas tidak berlangsung lama. Pasalnya, panitia langsung bergerak melerai Hartawan dan Rohidin. Keduanya, dijauhkan sejumlah panitia dengan jarak sekitar 2 m. Tak lama setelahnya, Hartawan kembali mendekat namun kali ini dengan tawaran untuk saling memaafkan. Seketika itu juga, keduanya bersepakat bahwa pertiakan sudah selesai dan tidak perlu diperpanjang. “Kami sangat bersenang hati, kericuhan bisa langsung selesai bersamaan dengan berakhirnya seminar,” terang Ketua Panitia Seminar Sulaiman.(**)



==================================================================

Hartawan, Bantah Emosi – Rohidin Mengaku Sampaikan Apa Adanya
‘Saya Cuma Menunjukkan Apa Yang Harusnya’

TAK lama setelah kericuhan, Cawabup H Hartawan, SH dan Cawabup Rohidin dihubungi secara terpisah. Keduanya mengaku tidak mempersoalkan apa yang telah terjadi saat berlangsungnya seminar. Bagaimana pandangan mereka atas kericuhan tersebut? Berikut petikan wawancara.

Lagi sibuk Pak Hartawan?
“Tidak juga, saya lagi istirahat. Nanti malam (kemarin) ada pertemuan di tiga lokasi. Yakni di Kecamatan Seginim dan Air Nipis,” aku Hartawan.

Terkait kericuhan pada seminar tadi, mengapa sampai emosi?
“Wah, saya sama sekali tidak emosi. Saya hanya menyampaikan apa adanya. Hanya saja, moderator sepertinya tidak bisa menegur tindakan saudara Rohidin yang menurut saya sudah terlalu jauh berbicara. Apalagi sampai menyebutkan nama seseorang,” ujar Hartawan.

Lantas, mengapa sampai bermaksud menghentikan pembicaraan Rohidin?

“Saya menilai, apa yang disampaikannya (Rohidin) sudah keterlaluan. Sebab dia sudah menjelek-jelekkan Pak Dirwan di muka umum. Jelas saya tidak senang mendengar pasangan saya diperlakukan demikian,” terang Hartawan.

Mungkinkah kericuhan berdampak pada penurunan simpatik masyarakat?

“Menurut saya, itu tidak mungkin terjadi. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan penurunan kredibilitas. Masyarakat tahu kok, bahwa kami dijelek-jelekkan. Tidak sepantasnya seorang doktor menyampaikan sesuatu yang tidak pada tempatnya,” terang Hartawan. “Saya ini hakim, saya tahu kapan harus bersikap tegas dan kapan harus lemah lembut. Apa yang saya tunjukkan pada seminar itu bukan lantaran emosi,” beber Hartawan.

Apa tanggapan Pak Dirwan?
“Beliau (Pak Dirwan) sudah tahu apa yang terjadi. Alhamdulillah dia bisa memaklumi dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan,” terang Hartawan.


TERPISAH, Rohidin mengaku dirinya sama sekali tidak melanggar aturan panitia sebagaimana sangkaan Hartawan. Apa komentarnya tentang kericuhan tersebut?

Usai seminar, apa yang dilakukan Pak Rohidin?
“Saya bersilaturahmi dengan warga,” ungkap Rohidin.

Soal kericuhan, apa benar bahwa Bapak yang memulai?
“Begini, saya hanya menjawab apa yang ditanyakan mahasiswa atau salah seorang undangan. Tidak lebih. Sejak awal ditegaskan panitia bahwa seminar dimaksudkan untuk mengetahui visi dan misi pasangan calon, bukan lainnya. Apalagi sampai berlebihan,” terang Rohidin.

Apa benar telah menjelek-jelekkan Cabup Dirwan?
“Tidak ada maksud untuk itu. Seminar adalah forum ilmiah. Saya bermaksud menyampaikan fakta yang ada, tidak lebih. Kenyataannya, saat ini memang peran legislatif lebih optimal. Saya hanya tidak sependapat dengan pernyataan Pak Dirwan sebelumnya. Sama sekali tidak ada maksud lain,” ulas Rohidin

Akankah kericuhan berdampak pada massa pendukung?

“Itu tidak mungkin terjadi, masyarakat sudah dewasa dan faham betul apa yang harus mereka lakukan. Saya yakin, semua hadirin bisa memberikan penilaian secara objektif,” terang Rohidin.

Akankah membuat anda jera untuk mengikuti seminar serupa?

“Kalau diundang dan ada kesempatan, insyaallah saya penuhi. Saya sangat senang bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat,” pungkas Rohidin.

Dibalik kericuhan, baik Hartawan maupun Rohidin sama-sama mengaku tetap menjunjung tinggi kesepakatan Pilkada damai yang telah ditandatangani di Mapolres Bengkulu Selatan beberapa waktu lalu. Keduanya juga memastikan, kericuhan tidak akan merembet ke lain hal dan berdampak pada langkah ke depan.(**)

Tidak ada komentar: